Rabu, 05 September 2012

Tommy A Firman : Kenaikan Inflasi Akibat Pemerintah Kurang Tanggap

Jakarta, Sumbawanews.com. – Menteri Keuangan Agus Martowardojo menjelaskan bahwa inflasi Agustus 2012 sebesar 0,95 persen jauh dari angka yang diharapkan pemerintah maksimal 0,8 persen.



"Itu di luar harapan. Harapannya (inflasi Agustus) di 0,6 persen atau 0,7 persen, maksimal 0,8 persen," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI saat mengikuti sidang Paripurna DPR , Selasa (4/9/2012).



Agus mengatakan tingginya inflasi Agustus ini mengakibatkan laju inflasi year on year menjadi 4,58 persen. Namun Agus memaklumi tingginya inflasi tersebut.



Menurutnya, tingginya inflasi tersebut banyak dipengaruhi oleh faktor bulan Ramadhan, yang mengakibatkan tingginya beberapa harga komoditas pangan.



Menteri pengganti Sri Mulyani ini berharap hingga akhir 2012 ini, tingkat inflasi masih terkendali dan sesuai dengan target pemerintah, maksimal 4,8 persen.



Jika inflasi sampai akhir tahun masih di bawah 5 persen, itu masih menunjukkan kondisi yang diinginkan. Untuk itu, lanjutnya perlu dilakukan koordinasi semua pihak seperti yang dilakukan Bank Indonesia (BI).

Koordinasi ini perlu ditindaklanjuti, agar kementerian dan lembaga terkait merespon dan menghindari terjadinya inflasi khususnya (inflasi inti) yang meningkat.



Sementara itu Kepala Biro Pusat Statistik Suryamin mengatakan berdasarkan hasil pmantauan pihaknya di di 66 kota, Indeks Harga Konsumen seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Palu mencapai 2,81 % sementara inflasi terendah di medan 0,04%. Secara year on year inflasi Agustus mencapai 4,58%, sementara inflasi tahun berjalan Januari hingga Agustus 2012 mencapai 3,48%.



"Inflasi bulan agustus 2012 mcapai 0,95%, lebih tinggi dari inflasi Juli lalu sebesar 0,7%." Ujarnya.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks seluruh KLP pengeluaran yakni bahan makanan 1,48 persen, kKLP makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,67 persen, KLP perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,26 persen, KLP sandang 0,86 persen, KLP kesehatan 0,24 persen, KLP pendidikan, rekreasi dan olahraga 1,7 persen dan KLP transport, komunikasi dan jasa keuangan 1,5 persen.



Menanggapi pernyataan Menteri Keuangan tersebut, Tommy A Firmananggota DPR RI dari Fraksi PPP memandang Lajunya inplasi tersebut diakibatkan dipicu harga bahan pangan yang naik secara musiman pada bulan puasa dan Idul Fitri.

Penyebab lain, lanjutnya, yakni tingginya tarif angkutan umum pada sektor transportasi dan sektor jasa yang berlaku pada masa lebaran. Selain itu, dipicu pula oleh kenaikan biaya pendidikan.



Bahkan Tommy mengatakan kenaikan inplasi ini akibat pemerintah masih kurang tanggap terhadap antisipasi kenaikan berbagai bahan pokok pada setiap musim lebaran.



“Lajunya inflasi ini akibat pemerintah kurang tanggap terhadap permasalahan tahun tahun sebelumnya.”ucap Tommy.

Untuk itu, Lanjut Tommy, kedepan diharapkan pemerintah harus mampu membuat suatu target untuk mengatasi berbagai kemungkinan agar tidak terjadi lagi ditahun tahun mendatang, dan bagi Menkeu saya harap jangan hanya terus berpikir untuk berbisnis menguirus saham newmont sehingga tidak bisa mengatasi lajunya inflasi.”jelasnya. (Erwin Siregar)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar